Friday, 16 September 2016

Pemberdayaan Keluarga



PEMBERDAYAAN KELUARGA
   Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-
kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang
cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya (Parsons, et al., 1994:106).
    Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan
lemah, untuk (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-baran dan jasa-jasa
yang mereka perlukan; dan (b) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-
keputusan yang mempengaruhi mereka.
Tujuan Pemberdayaan
  1. Menciptakn suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang.Hal ini dapat dilakukan dengan cara membangun daya kreasi masyarakat dengan mendorong , memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta
 upaya untuk pengembangkannya.
  1. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat melalui langkah – langkah nyata dan menyakut penyedian input (berupa batuan dana ,pembangunan prasarana dan sarana maupun sosial serta pengembangan lembaga pendanaan ).Untuk itu perlu program – program khusus untuk masyarakat yang kurang berdaya.
  2. Melindungi agar yang lemah tidak menjadi bertambah lemah, karena kurang berdaya dalam menghadapi yang kuat.Melindungi harus dilihat sebagi upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang akibat eksploitasi oleh kelompok. 3. HAL

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam program pemberdayaan keluarga
1.Dapat mengatsi masalah dan sesuai kebutuhannya
2.Mengikutsertakan masyarakat yang akan dibantu mulai dari persiapan , pelaksanaan dan evaluasi
3.Harus terarah dalam arti di tunjukkan langsung kepada yang memerlukan (sasaranya jelas)
4.Perlu adanya pendampingan
Langkah-Langkah Melaksanakan Program Pemberdayaan Keluarga Di Masyarakat
  1. Seleksi Lokasi
Seleksi lokasi dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati pihak-pihak terkait dan masyarakat.
  1. Penyusunan Program Pemberdayaan Keluarga
Supaya dapat menyusun program pemberdayaan dengan baik maka tahapan yang harus dilakukan adalah;
a.       Mengidentifikasi dan mengkaji permasalah, potensinya serta peluang, dengan cara:
1.      Survei, atau pengamatan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan.
2.      Diskusi dengan tokoh masyarakat.
3.      Diskusi dengan pemerintah local
4.      Diskusi dengan petugas lapangan
b.      Menyusun rencana program dan kegiatan. Penyusunan berdasarkan hasil survey, pengamatan dan diskusi. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana program dan kegiatan adalah:
1.      Memprioritaskan masalah dengan baik
2.      Identifikasi alternatif pemecahan masalah
3.      Identifikasi sumberdaya yang tersedia untuk pemecahan masalah (SDM, dana, fasilitas)
4.      Tetapkan sasaran program (Kader, ibu balita, petugas, dll)
5.      Oengembangan rencana kegiatan serta pengorganisasian pelaksanaannya (waktu, penganggungjawan kegiatan, dll)
  1. Sosialisasi Pemberdayaan Keluarga
Sosialisasi membantu untuk meningkatkan pengertian masyarakat dan pihak terkait tentang program. Proses  sosialisasi sangat menentukan ketertarikan masyarakat untuk berperan dan terlibat dalam program.
  1. Menerapkan Rencana Kegiatan
Rencana yang telah disusun bersama selanjutnya diimplementasikan dalam kegiatan yang konkrit. Perlu diperhatikan :
a.       Metode yang digunakan : Penyuluhan, konseling, demontrasi
b.      Teknik yang digunakan: Massal, kelompok, individu.
  1. Monitoring dan Evaluasi
Monev dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan, hasil (output) dan dampak (outcome) yang diharapkan.
Contoh Aplikasi Program Pemberdayaan Keluarga Di Masyarakat
1.      Penerapan nilai-nilai karakter pada keluarga anak balita
2.      Pendidikan anak usia dini
3.      Sanitasi dan Kesehatan Keluarga
4.      Usaha Ekonomi Produktif bagi Perempuan
5.      Pedampingan/pembinaan kelompok lanjut usia.
Cara Meningkatkan Partispasi Keluarga Dalam Program Pemberdayaan
1.      Disesuaikan dengan masalah dan kebuuthan masyarakat yang nyata
2.      Dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat
3.      Memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang bersangkutan.
4.      Dapat memenuhi kepentingan masyarakat setempat.
5.      Adanya control yang dilakukan oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat ternyata berkurang jika mereka tidak atau kurang berperanan dalam pengambilan keputusan.

Pengertian Keluarga
   Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (1998), mendefinisikan keluarga sebagai
unit terkecil dari masyarakat , terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan .
   Menurut Friedman dalam Suprajitno (2004), mendefinisikan bahwa keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
emosional dan individu mempunyai peran masing - masing yang merupakan bagian dari
keluarga.
   Definisi operasional dari pemberdayaan keluarga merupakaan upaya untuk menjalankan peran
sesuai dengan fungsinya dalam keluarga, dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
anggota keluarga secara maksimal, sehingga terbentuk ketahanan keluarga.
Fungsi keluarga menurut Effendi ( 1998), yaitu:
1. Fungsi biologis
a. Meneruskan keturunan.
b. Memelihara dan membesarkan anak.
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisi pada anak.
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya.
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat -tingkat perkembangannya.
Ketahanan keluarga adalah kemampuan bersinergi yang dimiliki oleh anggota-anggota keluarga
dalam menghadapi masalah internal dan eksternal sehingga tercapai kondisi seimbang, selaras,
serasi, dan harmonis.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua/lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dihidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Ada beberapa jenis keluarga yaitu;
  1. Keluarga inti
Terdiri dari suami, istri dan anak
  1. Keluarga konjugal
Terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak mereka yang terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.
  1. Keluarga luas
Ditarik atas dasar garis keturunan diatas keluarga aslinya. Keluarga luas meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek dan keluarga nenek.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut;
1.      Ayah, sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidikan, pelindung, pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2.      Ibu, sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh, dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari perannya, sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya, di samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3.      Anak, melaksanakan peran psikososial sesuai demngan tingkat perkembangnnya baik fisik, mental, sosial, spiritual.
Tugas pokok keluarga;
1.      Pemelliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2.      Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3.      Pemberian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
4.      Sosialisasi antar keluarga
5.      Pengatur jumlah anggota keluarga
6.      Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7.      Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8.      Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Bentuk Keluarga Berdasakan Lokasi;
1.      Adat utrolokal yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal,baik itu disekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun disekitar kediaman kaum istri
2.      Adat viriolokal yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap disekitar pusat kediaman kerabat kaum suami.
3.      Adat uxurilokal yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap disekitar pusat di kediaman kerabat kaum istri.
4.      Adat bilokal yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal disekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula(bergantian).
5.      Adat neolokal yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri.
6.      Adat avunkulokal yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap disekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu(avunculus)dari pihak suami.
7.      Adat natalokal yaitu adat yang menetukan bahwa suami dan istri masing- masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal disekitar pusat kaum kerabatnya sendiri
Berdasarkan pola otoritas
1.      Patriarkal yaitu otoritas didalam keluarga dimiliki oleh laki-laki(laki-laki  tertua,umumnya ayah)
2.      Matriarkal yaitu otoritas didalam keluarga dimiliki oleh perempuan(perempuan tertua,umumnya ibu)
3.      Equalitarian yaitu suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan keluarga :
1. Persepsi terhadap kepuasan dalam perkawinan antara suami istri.
a. Persepsi terhadap kepuasan perkawinan 72 % dipengaruhi oleh persepsi terhadap
efektifitas komunikasi interpersonal suami istri (hasil skripsi)
b. Perselingkuhan dan perceraian disebabkan karena kurang/tidak efektifnya komunikasi
antara suami-istri
2. Persepsi anak terhadap suasana keluarga
a. Persepsi terhadap suasana keluarga memberikan sumbangan sebesar 28,6 % terhadap
penyesuaian diri remaja (hasil skripsi)
b. Persepsi buruk terhadap suasana keluarga dan pola asuh orang tua yang tidak tepat
akan menyebabkan anak kesulitan penyesuaian diri, baik di lingkungan keluarga,
masyarakat, dan sekolah (sumber:LKBHuWK Semarang)
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam terbangunnya keharmonisan dan berjalannya
fungsi keluarga dengan baik. Pola komunikasi yang positif hendaknya terjalin antara :
· Suami- Istri
· Orangtua dengan anak anaknya
· Keluarga inti- keluarga besar
Beberapa aspek yang mendorong terbentuknya komunikasi yang efektif dalam keluarga, menurut
DeVito :
· Keterbukaan
· Empati
· Dukungan
· Sikap positif
· Kesejajaran
Dalam melakukan komunikasi antar anggota keluarga dapat berjalan efektif, jika :
· Menggunakan bahasa verbal yang tepat dan baik, yang biasa digunakan dalam
lingkungan keluarga
· Menggunkan bahasa tubuh yang baik
· Menggunakan intonasi yang pas dengan situasi atau setting saat terjadinya
pembicaraan, tinggi atau rendah.
Ketika sebuah komunikasi yang efektif telah dapat dibangun dengan baik, maka dalam
komunikasi tersebut akan menumbuhkan
· Rasa pengertian di antara orang- orang yangmenjalin komunikasi
· Menimbulkan kesenangan, berkomunikasi berarti menjalin hubungan dengan orang
lain. Dalam komunikasi orang- orang dalam keluarga mendapat informasi dan
mengeluarkan informasi, hal ini akan menimbulkan kesenangan diantara pelaku
komunikasi dalam keluarga
· Hubungan yang seloalu dipupuk dengan komunikasi yang efektif akan mengarahkan
ke dalam hubungan yang semakin baik antar anggota- anggota keluarga

No comments:

Post a Comment