PEMBERDAYAAN
KELUARGA
Pengertian
Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi
dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-
kejadian
serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan
bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang
cukup
untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya
(Parsons, et al., 1994:106).
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan
lemah,
untuk (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka
dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-baran dan jasa-jasa
yang
mereka perlukan; dan (b) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-
keputusan
yang mempengaruhi mereka.
Tujuan
Pemberdayaan
- Menciptakn suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang.Hal ini dapat dilakukan dengan cara membangun daya kreasi masyarakat dengan mendorong , memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta
upaya untuk pengembangkannya.
- Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat melalui langkah – langkah nyata dan menyakut penyedian input (berupa batuan dana ,pembangunan prasarana dan sarana maupun sosial serta pengembangan lembaga pendanaan ).Untuk itu perlu program – program khusus untuk masyarakat yang kurang berdaya.
- Melindungi agar yang lemah tidak menjadi bertambah lemah, karena kurang berdaya dalam menghadapi yang kuat.Melindungi harus dilihat sebagi upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang akibat eksploitasi oleh kelompok. 3. HAL
Hal – hal yang perlu diperhatikan
dalam program pemberdayaan keluarga
1.Dapat mengatsi masalah dan sesuai
kebutuhannya
2.Mengikutsertakan masyarakat yang
akan dibantu mulai dari persiapan , pelaksanaan dan evaluasi
3.Harus terarah dalam arti di
tunjukkan langsung kepada yang memerlukan (sasaranya jelas)
4.Perlu adanya pendampingan
Langkah-Langkah
Melaksanakan Program Pemberdayaan Keluarga Di Masyarakat
- Seleksi Lokasi
Seleksi lokasi dilakukan sesuai
dengan kriteria yang disepakati pihak-pihak terkait dan masyarakat.
- Penyusunan Program Pemberdayaan Keluarga
Supaya dapat menyusun program
pemberdayaan dengan baik maka tahapan yang harus dilakukan adalah;
a. Mengidentifikasi dan mengkaji
permasalah, potensinya serta peluang, dengan cara:
1. Survei, atau pengamatan untuk
memperoleh data dan informasi yang diperlukan.
2. Diskusi dengan tokoh masyarakat.
3. Diskusi dengan pemerintah local
4. Diskusi dengan petugas lapangan
b. Menyusun rencana program dan
kegiatan. Penyusunan berdasarkan hasil survey, pengamatan dan diskusi. Hal yang
perlu diperhatikan dalam menyusun rencana program dan kegiatan adalah:
1. Memprioritaskan masalah dengan baik
2. Identifikasi alternatif pemecahan
masalah
3. Identifikasi sumberdaya yang
tersedia untuk pemecahan masalah (SDM, dana, fasilitas)
4. Tetapkan sasaran program (Kader, ibu
balita, petugas, dll)
5. Oengembangan rencana kegiatan serta
pengorganisasian pelaksanaannya (waktu, penganggungjawan kegiatan, dll)
- Sosialisasi Pemberdayaan Keluarga
Sosialisasi membantu untuk
meningkatkan pengertian masyarakat dan pihak terkait tentang program.
Proses sosialisasi sangat menentukan
ketertarikan masyarakat untuk berperan dan terlibat dalam program.
- Menerapkan Rencana Kegiatan
Rencana yang telah disusun bersama
selanjutnya diimplementasikan dalam kegiatan yang konkrit. Perlu diperhatikan :
a. Metode yang digunakan : Penyuluhan,
konseling, demontrasi
b. Teknik yang digunakan: Massal,
kelompok, individu.
- Monitoring dan Evaluasi
Monev dilakukan mulai dari
persiapan, pelaksanaan, hasil (output) dan dampak (outcome) yang diharapkan.
Contoh Aplikasi Program Pemberdayaan
Keluarga Di Masyarakat
1. Penerapan nilai-nilai karakter pada
keluarga anak balita
2. Pendidikan anak usia dini
3. Sanitasi dan Kesehatan Keluarga
4. Usaha Ekonomi Produktif bagi
Perempuan
5. Pedampingan/pembinaan kelompok
lanjut usia.
Cara Meningkatkan Partispasi
Keluarga Dalam Program Pemberdayaan
1. Disesuaikan dengan masalah dan
kebuuthan masyarakat yang nyata
2. Dilakukan melalui organisasi yang
sudah dikenal atau yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat
3. Memberikan manfaat langsung kepada
masyarakat yang bersangkutan.
4. Dapat memenuhi kepentingan
masyarakat setempat.
5. Adanya control yang dilakukan oleh
masyarakat. Partisipasi masyarakat ternyata berkurang jika mereka tidak atau
kurang berperanan dalam pengambilan keputusan.
Pengertian
Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (1998), mendefinisikan keluarga
sebagai
unit
terkecil dari masyarakat , terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul
dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan
.
Menurut Friedman dalam Suprajitno (2004), mendefinisikan bahwa keluarga adalah
kumpulan
dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
emosional
dan individu mempunyai peran masing - masing yang merupakan bagian dari
keluarga.
Definisi
operasional dari pemberdayaan keluarga merupakaan upaya untuk menjalankan peran
sesuai
dengan fungsinya dalam keluarga, dan mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki
anggota
keluarga secara maksimal, sehingga terbentuk ketahanan keluarga.
Fungsi
keluarga menurut Effendi ( 1998), yaitu:
1.
Fungsi biologis
a.
Meneruskan keturunan.
b.
Memelihara dan membesarkan anak.
c.
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d.
Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2.
Fungsi psikologis
a.
Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b.
Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c.
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d.
Memberikan identitas keluarga.
3.
Fungsi sosialisasi
a.
Membina sosialisi pada anak.
b.
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
c.
Meneruskan nilai-nilai budaya.
4.
Fungsi ekonomi
a.
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b.
Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c.
Menabung untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang,
misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5.
Fungsi pendidikan
a.
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b.
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa.
c.
Mendidik anak sesuai dengan tingkat -tingkat perkembangannya.
Ketahanan
keluarga adalah kemampuan bersinergi yang dimiliki oleh anggota-anggota
keluarga
dalam
menghadapi masalah internal dan eksternal sehingga tercapai kondisi seimbang,
selaras,
serasi,
dan harmonis.
Menurut
Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua/lebih dari dua
pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, dihidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
Ada
beberapa jenis keluarga yaitu;
- Keluarga inti
Terdiri dari suami, istri dan anak
- Keluarga konjugal
Terdiri dari pasangan dewasa (ibu
dan ayah) dan anak mereka yang terdapat interaksi dengan kerabat dari salah
satu atau dua pihak orang tua.
- Keluarga luas
Ditarik atas dasar garis keturunan
diatas keluarga aslinya. Keluarga luas meliputi hubungan antara paman, bibi,
keluarga kakek dan keluarga nenek.
Berbagai peranan yang terdapat di
dalam keluarga adalah sebagai berikut;
1. Ayah, sebagai suami dari istri dan
ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidikan, pelindung,
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Ibu, sebagai istri dan ibu dari
anak-anaknya. Ibu mempunyai peran untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh, dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari perannya, sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya, di
samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3. Anak, melaksanakan peran psikososial
sesuai demngan tingkat perkembangnnya baik fisik, mental, sosial, spiritual.
Tugas pokok keluarga;
1. Pemelliharaan fisik keluarga dan
para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang
ada dalam keluarga.
3. Pemberian tugas masing-masing
anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
4. Sosialisasi antar keluarga
5. Pengatur jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota
keluarga
7. Penempatan anggota-anggota keluarga
dalam masyarakat yang lebih luas
8. Membangkitkan dorongan dan semangat
para anggotanya.
Bentuk Keluarga Berdasakan Lokasi;
1. Adat utrolokal yaitu adat yang
memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal,baik
itu disekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun disekitar kediaman kaum istri
2. Adat viriolokal yaitu adat yang
menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap disekitar pusat
kediaman kerabat kaum suami.
3. Adat uxurilokal yaitu adat yang
menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap disekitar pusat di
kediaman kerabat kaum istri.
4. Adat bilokal yaitu adat yang
menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal disekitar pusat kediaman
kerabat suami pada masa tertentu, sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri
pada masa tertentu pula(bergantian).
5. Adat neolokal yaitu adat yang
menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru dalam
arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri.
6. Adat avunkulokal yaitu adat yang
mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap disekitar tempat kediaman
saudara laki-laki ibu(avunculus)dari pihak suami.
7. Adat natalokal yaitu adat yang
menetukan bahwa suami dan istri masing- masing hidup terpisah, dan
masing-masing dari mereka juga tinggal disekitar pusat kaum kerabatnya sendiri
Berdasarkan pola otoritas
1. Patriarkal yaitu otoritas didalam
keluarga dimiliki oleh laki-laki(laki-laki tertua,umumnya ayah)
2. Matriarkal yaitu otoritas didalam
keluarga dimiliki oleh perempuan(perempuan tertua,umumnya ibu)
3. Equalitarian yaitu suami dan istri
berbagi otoritas secara seimbang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
ketahanan keluarga :
1.
Persepsi terhadap kepuasan dalam perkawinan antara suami istri.
a.
Persepsi terhadap kepuasan perkawinan 72 % dipengaruhi oleh persepsi terhadap
efektifitas
komunikasi interpersonal suami istri (hasil skripsi)
b.
Perselingkuhan dan perceraian disebabkan karena kurang/tidak efektifnya
komunikasi
antara
suami-istri
2.
Persepsi anak terhadap suasana keluarga
a.
Persepsi terhadap suasana keluarga memberikan sumbangan sebesar 28,6 % terhadap
penyesuaian
diri remaja (hasil skripsi)
b.
Persepsi buruk terhadap suasana keluarga dan pola asuh orang tua yang tidak
tepat
akan
menyebabkan anak kesulitan penyesuaian diri, baik di lingkungan keluarga,
masyarakat,
dan sekolah (sumber:LKBHuWK Semarang)
Komunikasi
merupakan hal yang penting dalam terbangunnya keharmonisan dan berjalannya
fungsi
keluarga dengan baik. Pola komunikasi yang positif hendaknya terjalin antara :
·
Suami- Istri
·
Orangtua dengan anak anaknya
·
Keluarga inti- keluarga besar
Beberapa
aspek yang mendorong terbentuknya komunikasi yang efektif dalam keluarga,
menurut
DeVito
:
·
Keterbukaan
·
Empati
·
Dukungan
·
Sikap positif
·
Kesejajaran
Dalam
melakukan komunikasi antar anggota keluarga dapat berjalan efektif, jika :
·
Menggunakan bahasa verbal yang tepat dan baik, yang biasa digunakan dalam
lingkungan
keluarga
·
Menggunkan bahasa tubuh yang baik
·
Menggunakan intonasi yang pas dengan situasi atau setting saat terjadinya
pembicaraan,
tinggi atau rendah.
Ketika
sebuah komunikasi yang efektif telah dapat dibangun dengan baik, maka dalam
komunikasi
tersebut akan menumbuhkan
·
Rasa pengertian di antara orang- orang yangmenjalin komunikasi
·
Menimbulkan kesenangan, berkomunikasi berarti menjalin hubungan dengan orang
lain.
Dalam komunikasi orang- orang dalam keluarga mendapat informasi dan
mengeluarkan
informasi, hal ini akan menimbulkan kesenangan diantara pelaku
komunikasi
dalam keluarga
·
Hubungan yang seloalu dipupuk dengan komunikasi yang efektif akan mengarahkan
ke
dalam hubungan yang semakin baik antar anggota- anggota keluarga
No comments:
Post a Comment